Jumat, 21 Desember 2012


BAB I
PENDAHULUAN

Para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam melakukan penelitiannya. Sudah terang, metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan.
Penelitian dapat kita lihat dari segi perspektif serta waktu terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode sejarah mempunyai perspektif historis. Banyak juga ahli yang mempersamakan metode sejarah dengan metode dokumenter, karena dalam metode sejarah banyak data didasarkan pada dokumen-dokumen. Tetapi sebenarnya metode sejarah tidak sama dengan metode dokumenter, karena metode dokumenter dapat saja mengenai masalah dini dan tidak perlu mengenai masalah masa lalu. Metode sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.
Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian historis bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.


BAB II

PENELITIAN HISTORIS



  1. Pengertian Penelitian Historis


Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
Sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran[1].
Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sementara menurut Donald Ary dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam Nurul Zuriah , 2005: 51 juga menyatakan bahwa penelitian historis adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Berdasarkan pendangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: 
·            Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu);
·            Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif;
·            Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu;
·            Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial)[2].     
  1. Tujuan Penelitian Historis
Adapun yang menjadi tujuan penelitian sejarah atau historis adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau (Jhon W. Best, 1977 dalam Yatim Riyanto, 1996: 23 dalam Nurul Zuriah 2005: 52). 
Sedangkan Donal Ary (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 23) dalam Nurul Zuriah (2005: 52) menyatakan bahwa penelitian historis untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini. 
Berikutnya Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wellen (1990) dalam Yatim Riyanto (1996: 23) dalam Nurul Zuriah (2005: 52) menyetakan bahwa para peneliti pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk :
·            Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau;
·            Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang;
·            Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang;
·            Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak;
·            Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
Dengan demikian, tujuan penelitian sejarah tidak ldapat dilepaskan dengan kepentingan masa kini dan masa mendatang[3].

  1. Ciri-Ciri Penelitian Historis
Beberapa ciri-ciri khas dari metode sejarah adalah sebagai berikut :
a.  Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa lampau.
b.  Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun eksternal.
c.  Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta mengganti informasi yang lebih tua yang tidak tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar.
d. Sumber data harus dinyatakan secara defenitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan[4].

  1. Langkah-Langkah Dalam Penelitian Historis
Menurut M. Subana dkk. 2005: 88, adapun kerangka penelitiannya yaitu :
·       Pendefinisian Masalah
·       Perumusan masalah
·       Pengumpulan data
·       Analisis data
·       Kesimpulan
Sebagai contoh : 
- Judul : 
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965.
- Perumusan masalah : 
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan penjajah atau kebudayaan asli ?
- Pengumpulan data : 
Analisis dokumen, wawancara dari sumber primer dan sumber sekunder
- Analisis data :
Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika, kalau pun perlu statistika hanya sebatas statistic deskriptif. 
- Kesimpulan :
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan penjajah yang menular pada bangsa kita[5].

  1. Sumber Data Penelitian Historis
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tertulis dan sebagainya.
1.      Remain dan Dokumen
Jika sumber sejarah ditinjau dari segi sengaja atau tidak sengajanya bahan atau sumber data tersebut ditinggalkan, maka sumber sejarah dapat dibagi dua, yaitu : remain dan dokumen.
a.     Remain atau Relics, yaitu bahan-bahan fisis atau tulisan yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang terdapat tanpa suatu kesadaran menghasilkannya untuk suatu keperluan pembuktian sejarah. Peninggalan materi termasuk: alat perkakas, perhiasan-perhiasan kuno, bangunan seperti piramida, candi, senjata-senjata, sendok benda budaya dan sebagainya.
b.      Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia dimasa yang lalu. Dokumen tersebut, secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan. Contoh dari dokumen antara lain buku harian, batu tertulis, daun-daun lontar dan sebagainya[6].
2.      Sumber Primer dan Sekunder
a.       Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang orisinil dari data sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari data atau sumber primer adalah catatan resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara, keputusan-keputusan rapat, foto-foto dan sebagainya.
b.    Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, atau catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan (minutes) dari rapat itu sendiri, tetapi dari sumber berita di surat kabar[7].


BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian historis adalah penelitian yang memfokuskan pada masa lampau. Dimana tujuannya adalah untuk mengetahui apa dan bagaimana suatu sejarah dapat terjadi.
Diantara ciri-ciri penelitian historis adalah :
- Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa lampau.
- Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder.
- Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta mengganti informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar.
Adapun kerangka penelitiannya yaitu :
·       Pendefinisian Masalah
·       Perumusan masalah
·       Pengumpulan data
·       Analisis data
·       Kesimpulan
Dan yang terakhir sumber-sumber untuk penelitian historis ini terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder serta remain dan dokumen.



DAFTAR PUSTAKA

A. Nevins, Masters’ Essays in History, Columbia Univ. Press, New York, 1933
M. Subana, dkk., 2005, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia
Moh. Nazir, 1988, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, 2009, Jakarta : Bumi Aksara


[1] A. Nevins, Masters’ Essays in History, (New York: Columbia Univ. Press, 1933)
[2] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 51-52
[3] Ibid., hlm. 52
[4] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 56
[5] M. Subana, dkk., Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 88
[6] Moh. Nazir, Op. Cit., hlm. 57
[7] Ibid., hlm. 58-59